Postingan

Embun Yang Tak Pernah Terlambat

Fajar mulai menampakan diri, menyemburkan sinar biru menggaris di batas horison, sebuah pertanda dari alam yang akan melahirkan mentari. Kokokan ayam jantan mulai barsahut-sahutan membantuku tersadar dari mimpi malamku. Ah, sudah tiba waktu subuh rupanya, gumamku setengah sadar. Kutengok jam yang selalu setia menggantung di dinding kamarku, telah menunjukan pukul 04:30 Wit. Belum ada gerak yang berarti dari semua penghuni rumahku, mereka masi sedang asik-asiknya menikmati setiap lembar episod mimpi yang di laluinya malam itu. Sementara aku harus bergegas menyiapkan keperluan sekolah agar tak masuk terlambat lagi. Memang jarak rumah kesekolahku menurut perhitungan tidaklah terlalu jauh, sekitar 4 Km. Hanya membutuhkan waktu setengah   jam   jika dilalui dengan kendaraan bermotor. Tapi akan memakan waktu sejam lebih jika dilalui dengan menggunakan kendaraan berkode seri DN 11. ................................. end

Menjejaki Kenangan

Oleh J AL Maghani Memungut kembali puing – puing kisah lalu yang tersisah. Sepotong – demi sepotong tentang kisahku ku satukan. Dan disana ada kamu, ada saat dimana kita masi bersama , saat dimana kita berpisah pun tak luput Aku tak tau, Ada berapa banyak kisah tentang itu kulewati dengan wajah yang berbeda Tapi, yang ku tau. Kamulah yang terindah dari semua yang indah .